2.3 Static routing

Routing dengan Static Route

Gambar 1 berikut ini merupakan ilustrasi perubahan alamat paket dari hop ke
hop sampai data ke tujuan.
Gambar 1 Ilustrasi Perubahan Alamat Paket Hop demi Hop
Jadi yang berubah hanya MAC Address, sedangkan nomor IP selalu sama.
Default Gateway
Router adalah komputer general purpose (untuk tujuan yang lebih luas) dengan
dua atau lebih interface jaringan (NIC Card) di dalamnya yang berfungsi
hubungan 2 jaringan atau lebih, sehingga dia bisa meneruskan paket dari satu
jaringan ke jaringan yang lain.
Untuk jaringan kecil, interface-nya adalah NIC Card, sehingga router
mempunyai 2 NIC atau lebih yang bisa menghubungkan dengan jaringan lain.
Untuk LAN kecil yang terhubung internet, salah satu interface adalah NIC card,
dan interface yang lain adalah sembarang hardware jaringan misal modem untuk
leased line atau ISDN atau koneksi internet ADSL yang digunakan.
Router bisa dibuat dari komputer yang difungsikan sebagai router, jadi tidak
harus hardware khusus misalnya cisco router .
Default gateway dari suatu jaringan merupakan sebuah router yang digunakan
untuk meneruskan paket-paket dari jaringan tersebut ke jaringan yang lain.
Biasanya LAN dikonfigurasi hanya mengetahui LAN miliknya dan default
gateway-nya. Jika dalam suatu LAN tidak ada default gateway-nya maka LAN
tersebut tidak bisa terkoneksi dengan jaringan lainnya.
Jadi supaya dapat melakukan routing maka setting/Konfigurasi jaringan perlu
ditambahkan satu lagi yaitu default gateway.
Sekarang ada tiga parameter yang penting pada setting/konfigurasi jaringan
yaitu :
1. IP Address
2. Netmask
3. Default Gateway.
Tabel Routing
Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data,
maka router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus
saya kirim ke jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebut
sebagai tabel routing yang berisi NETID dan Default gatewaynya.

Gambar 2 Contoh desain jaringan dengan dua subnet
Berdasarkan gambar 2, berikut ini adalah skenario pengiriman data dari
komputer 192.168.1.5 ke komputer 192.168.2.36 :
1. Komputer 192.168.1.5 ingin mengirim data ke 192.168.2.36, menyadari
bahwa alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka komputer mencari
daftar “default gateway” pada property TCP/IP yaitu 192.168.1.13. Paket
data kemudian dikirim ke Gateway tersebut.
2. Pada komputer 192.168.1.13 paket data tersebut kembali diperiksa, dan
ditemukan pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim ke jaringan
192.168.2 lewat IP 192.168.2.43
3. Via IP 192.168.2.43 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu
192.168.2.36
Router yang mempunyai tabel routing yang dikelola secara manual disebut
sebagai static routing. Tabel tersebut berisi daftar jaringan yang dapat dicapai
oleh router tersebut.
Static routing dapat mempelajari jaringan yang berada di sekelilingnya secara
terbatas (bila hanya 2 jaringan), tapi bila terdapat banyak jaringan, maka
administrator harus mengelola tabel routing tersebut secara cermat.

Setting kabel serial interface

Tentukan dahulu yang mana DTE dan DCE. Lihat gambar berikut :

Gambar 3 DCE dan DTE cable
Atau juga bisa dicek dengan perintah (dalam hal ini pada R1):
Router# show controllers serial 0/1/0
……
V.35 DCE Cable
……
Setelah itu setting IP address dan berikan clock rate hanya pada DCE cable yang akan
memberikan clocking sinyal.
Router# configure terminal
Router(config)# interface serial 0/1/0
Router(config-if)# ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)# clock rate 64000
Router(config-if)# no shutdown
Setting Router RIP
Untuk setting pada konfigurasi berbasis routing RIP, maka yang dimasukkan hanya
jaringan yang terhubung langsung, misal pada R1, yang dimasukkan adalah jaringan
192.168.1.0/24 dan 192.168.2.0/24
Konfigurasi pada R1 :
Router# configure terminal
Router(config)# ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router(config)# ip route 192.168.4.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router(config)# exit
Cek konfigurasi
Untuk mengecek konfigurasi yang telah dibuat, dan menguji apakah semua router
sudah dalam keadaan konvergen, maka dapat dicek sebagai berikut :
Router#show ip route
Codes: C ‐ connected, S ‐ static, I ‐ IGRP, R ‐ RIP, M ‐ mobile, B ‐ BGP
D ‐ EIGRP, EX ‐ EIGRP external, O ‐ OSPF, IA ‐ OSPF inter area
N1 ‐ OSPF NSSA external type 1, N2 ‐ OSPF NSSA external type 2
E1 ‐ OSPF external type 1, E2 ‐ OSPF external type 2, E ‐ EGP
i ‐ IS‐IS, L1 ‐ IS‐IS level‐1, L2 ‐ IS‐IS level‐2, ia ‐ IS‐IS inter area
* ‐ candidate default, U ‐ per‐user static route, o ‐ ODR
P ‐ periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial2/0
S 192.168.3.0/24 [1/0] via 192.168.2.2
S 192.168.4.0/24 [1/0] via 192.168.2.2
S 192.168.5.0/24 [1/0] via 192.168.2.2
Keterangan :
S : untuk static routing.
Untuk menuju ke jaringan 192.168.3.0/24 dapat melalui gateway 192.168.2.2
Untuk menuju ke jaringan 192.168.4.0/24 dapat melalui gateway 192.168.2.2

Leave a Reply